2016

Senin, 19 Desember 2016

Ainul Mardiah (Bidadari Tercantik di Surga)


Ainul Mardhiah adalah seorang bidadari yang paling cantik di surga yang Allah ciptakan untuk sesiapa yang mati syahid berjuang di jalan Allah.Secara bahasa Ainul Mardhiah berarti mata yang diridhai. Atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati.


Kisah Ainul Mardhiah diceriterakan dalam Hadits Nabi riwayat Tirmidzi : Ketika pagi hari di bulan Ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (semangat untuk berjihad) kepada pasukan Islam. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Alloh, maka Alloh akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga”.  Salah satu sahabat yang masih muda yang mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun, karena malu kepada Nabi dan sahabat-sahabat lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardhiah. Waktu Zuhur sebentar lagi, sesuai sunah Rasul, para sahabat dipersilakan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perangnya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi. Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, “Di manakah ini?”. “Inilah surga.”, jawab wanita itu. Kemudian sahabat ini bertanya lagi, “Apakah Anda Ainul Mardhiah?”. “Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu.” Didapatinya oleh sahabat itu seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat. “Apakah Anda Ainul Mardhiah?” “Bukan saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemunya di sanalah singgasananya.” Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan. Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya. “Apakah Anda Ainul Mardhiah?” “Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu.” Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu. Pemuda itu pun bertanya. “Apakah Anda Ainul Mardhiah?” “Ya, benar saya Ainul Mardhiah” Pemuda itu pun mendekat, tetapi Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, “Anda bukan seorang yang mati syahid.” Seketika itu juga pemuda itu terbangun dari mimpinya. Dia pun menceritakan ceritanya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya yang dimohonkan untuk merahasiakannya sampai ia mati syahid. Komando jihad pun menggelora.
Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid. Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi. Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, “Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah”

Diambil dari : Kabarmuslimah

Rabu, 23 November 2016

Kisah Nyata Islami 4 Perempuan Penghuni Surga



Memiliki istri salihah selalu menjadi dambaan setiap laki-laki. Namun, seperti apa gambaran yang perlu kita pahami sehingga seorang muslimah dapat dikatakan sebagai istri salihah? Tulisan ini menceritakan kisah nyata islami yang bisa dijadikan pelajaran oleh keluarga islami. Kita akan belajar tentang sebaik-baiknya muslimah yang patut kita contoh sebagai seorang istri. Dalam sebuah hadis, Rasulullah pernah bersabda, “Sebaik-baik perempuan muslimah surga adalah Khadijah, Fatimah, Maryam, dan Asiyah,” (H.R. Baihaqi).

KHADIJAH

Suatu hari, datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah, kemudian berkatala, “Ya Rasulullah, Khadijah sebentar lagi akan datang membawa bejana berisi lauk, makanan, atau minuman. Kalau ia sudah datang, sampaikan salam dari Allah dan dariku. Dan, berikan kabar gembira dengan rumah di surge,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Lihatlah betapa salihahnya beliau hingga Allah menitipkan salam untuknya melalui perantara malaikat Jibril dan Rasulullah. Khadijah dikenal dengan kedermawanannya memberikan segala yang ia punya untuk kepentingan dakwah suami tercintanya, yakni Rasulullah. Khadijah ikhlas meski hartanya habis untuk kepentingan dakwah sehingga tidak heran jika Rasulullah sangat terkesan pada sosoknya. Ia pun tidak pernah hilang dalam ingatan Rasulullah, meskipun ia sudah tiada dan Rasulullah sudah memiliki istri lain yang juga salihah.

Banyak sekali keistimewaan Khadijah yang membuatnya begitu dicintai oleh Rasulullah. Ia perempuan pertama yang percaya dan beriman kepada Allah dan Rasulullah. Selain patuh dan percaya sepenuhnya kepada Rasulullah, Khadijah juga membantu perjuangan dakwah Rasulullah dari berbagai aspek, mulai dari harta, tenaga, pikiran, hingga hal lainnya.

Hal itulah yang bisa dicontoh oleh para muslimah ketika telah menikah dan memiliki suami. Dukunglah suami Ummi jika ia memiliki tujuan berdakwah untuk umat. Bantu semampu yang kita mampu untuk kepentingan dakwahnya dan ikhlaslah mengharap ridha dari Allah saja. Semoga kita semua yang sedang berusaha menjadi istri salihah dapat bertemu dengan Khadijah di Taman Firdaus kelak.

FATIMAH AZZAHRA

Fatimah Azzahra adalah anak dari Khadijah dan Rasulullah. Sosoknya selalu mengagumkan karena ia mengajarkan kepada kita tentang bakti seorang anak terhadap orang tua. Anak perempuan yang salihah memiliki potensi menjadi istri yang salihah juga.

Fatimah adalah anak kesayangan Rasulullah. Meskipun dia adalah putri dari orang nomor satu di dunia, Fatimah tidak pernah menyombongkan diri. Bahkan, dalam urusan memilih jodoh, dia sangat patuh pada pilihan Rasulullah, meskipun orang yang dijodohkan kepadanya bukanlah seseorang yang bergelimang harta, yakni Ali bin Abu Thalib. Baginya, dalam memilih pasangan, kekayaan harta bukanlah tolak ukur, melainkan keimanan dan ketakwaan orang yang kelak mendampinginya dalam mengarungi bahtera rumah tanggalah yang paling penting.

Bakti dan rasa sayang seorang Fatimah terhadap ayahandanya selalu dibuktikan dengan sikap yang terang-terangan, tidak hanya diucapkan di bibir saja, seperti dua kisah di bawah ini.

Pertama, ketika Perang Uhud selesai, Nabi mengalami luka yang cukup parah di bagian pipinya. Gigi Rasulullah patah, kemudian kakinya terluka. Tidak sedikit darah yang keluar dari bagian tubuh Rasulullah yang terluka. Dengan dibantu Ali, Fatimah membersihkan dan menghentikan aliran darah pada tubuh Rasulullah dengan sabar. Ia melakukan hal tersebut karena keikhlasan dan kecintaan terhadap ayahnya.

Kedua, suatu hari, Rasulullah pernah dilempari darah dan kotoran unta oleh Uqbah bin Abi Muith saat sedang sujud di depan Kabah. Fatimah yang mendengar hal itu mengetahui bahwa ayahnya tidak bersalah dan ia melihat bahwa ayahnya sedang dizalimi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tanpa alasan yang jelas. Fatimah pun datang menghampiri Rasulullah dan membersihkan kotoran itu dari kepala ayahnya. Setelah itu, ia menghampiri dan memarahi para kafir Quraisy. Karena ia masih kecil, bukan didengarkan, ia justru ditertawakan. Meski begitu, Fatimah sudah menunjukkan bahwa ia memiliki sikap yang tegas dan berani dalam melihat mana yang benar dan mana yang salah.

Kisah tersebut merupakan sebuah pelajaran bagi kita tentang cara seorang anak yang berani membela ayahnya ketika sang ayah dizalimi oleh orang lain. Kisah tersebut cukup menyentuh hati dan memperlihatkan bahwa Fatimah adalah anak yang pemberani. Selain itu, darinya juga kita dapat belajar bahwa sebelum belajar menjadi istri yang patuh kepada suami, belajarlah menjadi anak yang patuh pada orang tua. Dapatkan ridha Allah dengan mendapatkan ridha orang tua dan juga ridha dari suami.

ASIYAH

“Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya. Dan, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” (Q.S. At-Thamrin: 11). Dalam doanya, bisa dilihat betapa sulitnya hidup di posisi Asiyah. Hati kecil selalu menuntunnya untuk menjadi orang yang beriman dan taat kepada Allah, tetapi lingkungan yang ia miliki tidak mendukunganya pada hal itu.

Semua tahu siapa suami dari Asiyah. Ya, dialah seorang manusia yang sangat sombong bernama Firaun. Saking sombongnya, ia bahkan berani merebut kesombongan yang seharusnya hanya dimiliki oleh Allah dengan mengatakan dirinya adalah Tuhan. Barang siapa menolak titahnya, kematian adalah balasannya.

Asiyah membuktikan keteguhan hatinya saat terjadi peristiwa adu ilmu antara tukang sihir utusan Firaun dengan Musa as.. Asiyah bertanya pada pengawal kerajaan, “Siapakah yang menang?” Mereka pun menjawab, “Musa dan Harun.” Asiyah pun kemudian berkata, “Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.” Pernyataan Asiyah tersebut menjadi tamparan yang keras bagi Firaun di muka umum. Karena kemarahannya yang begitu besar, Firaun pun mengancam  akan melempari Asiyah dengan batu besar di padang pasir yang panas. Namun, karena ketaatannya kepada Allah, Asiyah tidak takut dan tetap teguh pada pendiriannya. Keteguhan Asiyah pun dicatat oleh Allah di dalam Alquran.

Sebagai muslimah, mungkin kita memiliki cerita yang berbeda-beda dalam meneguhkan hati untuk menjaga diri dan keimanan kita terhadap Allah. Ketika lingkungan tidak mendukung keinginan kita untuk menjadi perempuan salihah, ingatlah bahwa hal ini juga pernah terjadi pada Asiyah. Janganlah pernah merasa sendiri. Selain itu, bagi para muslimah yang tidak memiliki masalah dengan lingkungan, tetapi sulit sekali berubah karena selalu mengada-adakan masalah, tidakkah seharusnya kalian bersyukur karena tidak harus diancam akan dilempari batu besar di gurun pasir hanya untuk sekadar menutup aurat dan menguatkan keimanan kepada Allah? Lawanlah rasa malas itu dan ingatlah bahwa balasan bagi orang teguh terhadap keimanan dan ketakwaan adalah surga seperti yang Allah janjikan kepada Asiyah.

MARYAM

Di zaman yang kini serbamodern dan banyak orang yang menyalahgunakan arti kata kebebasan, kita dapat menjumpai banyak fenomena menyedihkan mengenai perempuan. Kini, banyak perempuan yang tidak bisa menjaga kesuciannya dengan rela melepaskan kehormatannya hanya untuk kesenangan duniawi semata. Kesenangan yang hanya terlihat indah di mata, tetapi tidak dirasakan indah di hati kecilnya sendiri. Ada baiknya kita melihat kembali kisah nyata di masa lalu yang bisa kita contoh saat ini, yakni kisah tentang Siti Maryam binti Ibrahim.

Maryam adalah figur seorang muslimah yang konsisten menjaga kesuciannya. Sebuah harga mahal seorang wanita yang sudah sulit sekali ditemukan di kalangan perempuan zaman sekarang. Suatu ketika, ujian Allah datang kepadanya, yaitu malaikat mengaruniakan seorang anak kepadanya saat  ia masih seorang gadis yang tidak memiliki suami. Jika dipikir secara rasional, hal ini sangat tidak masuk akal. Namun, takdir yang Allah tetapkan terhadapnya ia terima dengan ikhlas. Karena kesuciannya, Allah memercayakannya untuk mengandung dan melahirkan Nabi Isa as.. Setelah melahirkan, ia mendidik Nabi Isa dengan sangat baik sehingga terlahirlah pejuang ajaran Allah di muka bumi.

Ada proses panjang yang harus dilalui oleh wanita suci ini sehingga namanya tercatat dalam hadis sebagai wanita yang dijamin masuk surga. Ia harus hidup dengan sulit karena banyak hinaan juga cemoohan yang datang bertubi-tubi kepadanya. Namun, lagi-lagi, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah-lah yang membuat muslimah ini kuat dan bersabar dengan cobaan yang datang. Ini karena ia menyadari bahwa hanya Allah-lah yang tahu kalau dirinya tidak pernah berbuat hal sekeji itu. Ia hanya beriman kepada Allah dan tidak peduli pada pandangan orang-orang di sekitarnya. Ia tidak memusingkan cemoohan dan hinaan orang-orang yang tidak tahu apa-apa.

Begitulah keempat kisah nyata muslimah zaman dulu yang dijanjikan Allah masuk surga. Para muslimah masa kini dapat memetik hikmahnya. Selain itu, kita dapat mencontoh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan saat ini. Wallahualam bissawab.

by Wini Nurhanifah